Februari 11, 2009

Metode Glenn Doman

Metode Glenn Doman

Untuk tahap pertama, orangtua harus mempersiapkan kertas karton kaku warna putih dan spidol besar yang ujungnya rata (selebar satu sentimeter) berwarna merah. Selain itu, juga spidol ukuran 0,5 sentimeter warna hitam. Kertas karton digunting-gunting sepanjang 60 sentimeter dengan lebar 15 sentimeter, sediakan pula yang selebar 12,5 sentimeter.

Tuliskan kata di atas guntingan kertas karton dengan huruf kecil (bukan kapital), huruf yang sederhana dan konsisten. Untuk tahap pertama, buatlah 15 kata di atas 15 lembar karton, dibagi menjadi tiga. Misalnya, lima lembar pertama adalah nama-nama anggota keluarga (set A), lalu lima lembar kedua bertuliskan nama-nama organ tubuh (set B), sedangkan lembar ketiga bertuliskan nama-nama bunga (set C).

Pada hari pertama mengajar, orangtua hanya menunjukkan lima lembar pertama (set A) kepada anak, tiga kali sehari. Pada hari kedua, tunjukkan set A dan set B, juga tiga kali sehari. Sementara pada hari ketiga, bacakan set A, B, dan C selama tiga kali sehari. Pada hari keempat, lakukan seperti hari ketiga. Ini dilakukan terus sampai kartu-kartu terbaca 15-25 kali. Setelah itu, orangtua bisa mengganti satu kata dengan kata baru, begitu seterusnya.

Irene mengatakan, cara membacakan kartu-kartu itu relatif mudah. Susun lima lembar kartu dan hadapkan pada anak. Ambil satu kartu dari belakang dan letakkan ke depan, begitu seterusnya sampai lima kata terbaca.

”Jangan ada penjelasan apa-apa tentang kata itu, cukup bacakan saja dengan cepat, tidak lebih dari satu detik per kartu. Jangan pula meminta anak mengulang kata-kata yang kita baca. Saat kita membaca kata itu, perhatikan wajah anak, lama-lama kita akan tahu kata mana yang disukai anak dan mana yang tidak,” ujarnya.

Setelah lima kata terbaca, orangtua bisa berhenti dan memeluk anak untuk menunjukkan kebahagiaan. Anak bisa memahami dan merasakan jika kegiatan itu membahagiakan orangtuanya.

Setelah mengajarkan kata, orangtua bisa beranjak membuat gabungan kata, semisal ”buku gambar”, ”sepatu bagus”, ”gelas cantik”. Gabungan kata bisa dibuat sevariatif mungkin. Cara membacakan gabungan kata ini sama persis dengan apa yang telah dilakukan pada kata tunggal tersebut.

Jika gabungan kata selesai dibacakan, orangtua mulai membacakan frase atau kalimat inti (pendek). Misalnya, ”gajah belalai panjang”, atau ”bapak makan sate”. Cara melakukannya juga sama seperti pada tahap awal. Setelah frase, orangtua bisa melanjutkannya dengan kalimat panjang, contohnya ”ibu mengajar adik sambil tertawa” atau ”kakek mencukur jenggot di halaman”.

”Jika semua tahap itu sudah dilalui, orangtua tinggal mengganti kertas lebih kecil dan spidol diganti dengan warna hitam. Hal yang perlu diingat, berhentilah sebelum anak bosan,” terang Irene. (Kompas Cyber Media)

0 komentar: