Februari 21, 2009

cerebral palsy

HANYA UTK BANDUNGmencerdaskan anak2 cedera otak
Ribuan anak Cedera Otak berkumpul di kota Bandung!
Mereka datang berbondong-bondong dengan ibu bapak mereka. Datang dari segala penjuru, dari segala pelosok Desa sampai kota. Dari berbagai macam kalangan, tak ada batas, tak ada kelas, tak ada kasta, tak ada kaya, tak ada miskin.
Mereka adalah anak-anak luar biasa.
Yang akan hadir bersama ibu-bapak mereka yang juga luar biasa.
Bayangkan jika itu terjadi. Rasakan dengan perasaan Anda, seolah Anda hadir disana bersama mereka, dengar tawa dan riang mereka dan harapan mereka menyongsong masa depan
dan rasakan gembira Anda karena hati anda akan hadir disana

topik: What To DO About Your Brain Injured Child & How To Multiply Your Baby’s Intelligence.
Ada banyak anak beruntung tetapi tak semua anak beruntung dan kita semua tahu bahwa dalam dunia anak yang tidak beruntung didalamnya ada anak dengan cedera otak, autis, palsi cebebral, sidroma down dan semacamnya. Tahukah kita bahwa yang mereka rindukan adalah dunia anak yang berkumpul, bermain dan mencipta. Terima atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu dalam berbagi bersama kami.

Wassalam, cidera_otak@yahoo.com =hp 0818985691

Pada hari/ tgl : Rabu, 18 Maret 2008
Tempat : Hotel Gumilang Regency, Setiabudi, Bandung
Pembicara : Douglas Doman, Vice President The Institute For The Achievement of Human
Potential-Philadelpia USA
DOUGLES DOMAN 18 MARET 09 di Gumilang regency Setia budi .Bandung

Douglas Doman

mencerdaskan anak2 cedera otak
Ribuan anak Cedera Otak berkumpul di kota Bandung!
Mereka datang berbondong-bondong dengan ibu bapak mereka. Datang dari segala penjuru, dari segala pelosok Desa sampai kota. Dari berbagai macam kalangan, tak ada batas, tak ada kelas, tak ada kasta, tak ada kaya, tak ada miskin.
Mereka adalah anak-anak luar biasa.
Yang akan hadir bersama ibu-bapak mereka yang juga luar biasa.
Bayangkan jika itu terjadi. Rasakan dengan perasaan Anda, seolah Anda hadir disana bersama mereka, dengar tawa dan riang mereka dan harapan mereka menyongsong masa depan
dan rasakan gembira Anda karena hati anda akan hadir disana

topik: What To DO About Your Brain Injured Child & How To Multiply Your Baby’s Intelligence.
Ada banyak anak beruntung tetapi tak semua anak beruntung dan kita semua tahu bahwa dalam dunia anak yang tidak beruntung didalamnya ada anak dengan cedera otak, autis, palsi cebebral, sidroma down dan semacamnya. Tahukah kita bahwa yang mereka rindukan adalah dunia anak yang berkumpul, bermain dan mencipta. Terima atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu dalam berbagi bersama kami.

Wassalam, <<<>>>silahkan pesan tempat melalui email ini

cidera_otak@yahoo.com


seminar sehari

Pada hari/ tgl : Rabu, 18 Maret 2008
Tempat : Hotel Gumilang Regency, Setiabudi, Bandung
Pembicara : Douglas Doman, Vice President The Institute For The Achievement of Human
Potential-Philadelpia USA
DOUGLAS DOMAN 18 MARET 09 di Gumilang regency Setia budi .Bandung

cedera otak

mencerdaskan anak2 cedera otak
Ribuan anak Cedera Otak berkumpul di kota Bandung!
Mereka datang berbondong-bondong dengan ibu bapak mereka. Datang dari segala penjuru, dari segala pelosok Desa sampai kota. Dari berbagai macam kalangan, tak ada batas, tak ada kelas, tak ada kasta, tak ada kaya, tak ada miskin.
Mereka adalah anak-anak luar biasa.
Yang akan hadir bersama ibu-bapak mereka yang juga luar biasa.
Bayangkan jika itu terjadi. Rasakan dengan perasaan Anda, seolah Anda hadir disana bersama mereka, dengar tawa dan riang mereka dan harapan mereka menyongsong masa depan
dan rasakan gembira Anda karena hati anda akan hadir disana

topik: What To DO About Your Brain Injured Child & How To Multiply Your Baby’s Intelligence.
Ada banyak anak beruntung tetapi tak semua anak beruntung dan kita semua tahu bahwa dalam dunia anak yang tidak beruntung didalamnya ada anak dengan cedera otak, autis, palsi cebebral, sidroma down dan semacamnya. Tahukah kita bahwa yang mereka rindukan adalah dunia anak yang berkumpul, bermain dan mencipta. Terima atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu dalam berbagi bersama kami.

Wassalam,

Pada hari/ tgl : Rabu, 18 Maret 2008
Tempat : Hotel Gumilang Regency, Setiabudi, Bandung
Pembicara : Douglas Doman, Vice President The Institute For The Achievement of Human
Potential-Philadelpia USA
DOUGLES DOMAN 18 MARET 09 di Gumilang regency Setia budi .Bandung

Februari 11, 2009

otak bayi

Jumlah Juluran Di Otak

Makin Cerdas, makin Besar Jumlah Juluran di Otak

Gizi.net – SECARA genetika, otak anak yang terlahir memang tidak bisa diubah lagi, namun bisa direkayasa oleh lingkungan sekitarnya. Dalam makalah yang ditulis Prof Dr Soemarmo Markam SpS, Dr Andre Mayza SpS, dan Dr Herry Pujiasuti SpS, dari bagian Neurologi FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, dijelaskan otak manusia bisa dimaksimalkan fungsinya dengan merekayasa lingkungan sekitarnya.

Menurut Prof Soemarmo, ketika bayi lahir berat otak kurang lebih 350 gram. Pada perkembangannya, terjadi penambahan berat otak bayi. Pada umur tiga bulan berat otak 500 gram, usia enam bulan 650 gram, umur sembilan bulan beratnya mencapai 750 gram, menginjak umur 12 bulan menjadi 925 gram, dan pada umur 18 bulan mencapai 1.000 gram.

Satuan yang membentuk otak ialah sel saraf yang merupakan neurochips, yang jumlahnya sedikitnya 100 miliar buah. Sel saraf ini mempunyai banyak synapsis (sambungan antarneuron). Semakin banyak synapsis, semakin banyak neuron yang menyatu membentuk unit-unit. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung pada banyaknya neuron yang membentuk unit-unit.

Setelah bayi lahir, jumlah sel sarafnys sendiri tidak bertambah lagi, karena sel saraf tidak dapat membelah diri lagi. Tetapi, synapsis–juluran, istilah awamnya mempunyai daya untuk bercabang-cabang dan membuat ranting-ranting hingga usia lanjut.

Keajaiban otak ini bila diprogram dengan cara belajar, maka cabang dan ranting juluran saraf akan tumbuh dan berkembang dan saling menjalin dan membentuk hubungan (networking)

“Sebaliknya, apabila tidak digunakan, cabang-cabang ini akan melisut atau mengecil dan dapat menghilang hingga hubungan antarsel menjadi kurang rimbun, atau lebih gersang,” ujar Prof Soemarmo.

Pertumbuhan otak bisa dilihat dari peningkatan
beratnya. Tetapi, itu bukan disebabkan bertambahnya jumlah sel saraf,
melainkan tumbuhnya cabang juluran dan terbentuknya simpai lemak di
sekitar serat-serat saraf yang sudah ada.

Lalu, bagaimana mekanisme perkembangan itu terjadi?

Menurut dr Andre Mayza SpS, ketika bayi lahir, sebagian berkas-berkas saraf ada yang belum dapat berfungsi dengan baik karena adanya isolasinya, yaitu simpai lemak belum terbentuk. Ia memberi contoh pada bayi yang baru lahir belum dapat berdiri dan berjalan. Bayi hanya dapat melakukannya setelah berkas saraf yang mengurus gerakan mendapatkan simpai lemak yang sempurna.

Pertumbuhan jaringan otak ini tentu memerlukan gizi yang baik. Anak memerlukan semua bahan makanan dalam jumlah cukup, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan gizi pada usia dini dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan otak dengan akibat daya kerjanya berkurang

Indera Bayi

Kepekaan Indera Bayi

KEPEKAAN INDERA BAYI TENTUKAN KECERDASAN

Membicarakan stimulasi untuk bayi memang tak ada habisnya. Sesudah kelahiran, otak bayi mengalami lompatan perluasan jaringan. Jaringan ini muncul berkat berlangsungnya kegiatan listrik yang dipicu pengalaman indera si bayi. Lebih jauh, stimulasi melalui indera akan memperhalus sambungan dari cabang-cabang sel-sel saraf di otak.

Bayi baru lahir, seperti yang dapat dilihat dari tatapan matanya, memang sudah dapat melihat tetapi masih buram. Untuk bisa mencapai kemampuan melihat yang kompleks, indra penglihatan bayi harus dilatih sejak ia lahir. Kalau tidak, maka sistem penglihatannya tidak berkembang.

Melalui indera pendengarannya, bayi juga mulai belajar merangkai ritme dan bahasa, bahkan sejak dalam kandungan. Para peneliti menemukan, bahwa berbicara banyak pada bayi akan mempercepat proses penguasaan kata-kata baru. Kata-kata yang menyenangkan akan menghangatkan jiwanya. Ditambah sentuhan penuh kasih sayang, maka bayi pun belajar merangkai perasaannya. Perlakuan tidak baik pada bayi akan menghasilkan reaksi berupa kecemasan yang meningkat dan stres yang tinggi. Jadi jelas, stimulasi inderawi merupakan kebutuhan vital yang tak boleh tidak dipenuhi.

sumber :NAKITA

Kecerdasan emosi kini menjadi perhatian dan prioritas untuk anak

Kecerdasan Emosi Anak

Kecerdasan Emosi Bekal Terpenting Anak

Kecerdasan emosi kini menjadi perhatian dan prioritas. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.<<<<<<<<
Selain itu, kecerdasan emosi juga sangat penting dalam hubungan pola asuh anak dengan orang tua.<<<<<<<<<

Hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, yang diterbitkan dalam sebuah sebuah buletin, Character Educator, oleh Character Education Partnership, dijelaskan tentang keberhasilan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan akademik.

Dalam penelitian tersebut, dijelaskan tentang peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya.

Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya.

>>>>>>>> Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter.<<<<<<<<

Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya. EI dengan indikator rasa empati, kemampuan mengekspresikan dan memahami diri, beradaptasi, bekerja dalam tim, berbagi dan sebagainya, sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas perilaku cerdas seseorang ditengah masyarakat, maupun dunia kerja.

Penelitian menunjukkan, kesuksesan diraih oleh mereka yang memiliki kecerdasan emosi baik dibanding orang-orang yang hanya bermodalkan IQ tinggi. Namun di abad 21 ini, kecerdasan emosi rata-rata manusia semakin turun.<<<<<<<

Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Sarwono dalam penjelasannya di acara Workshop Hidup Sehat, menuturkan menurunnya kecerdasan emosi mayoritas penduduk dunia, disebabkan karena perubahan nilai sosial dimasyarakat, berkurangnya waktu orang tua untuk mengasuh anaknya, sistem pendidikan yang terlalu memperhatikan kecerdasan intelektual, peningkatan angka perceraian, dan pengaruh media elektronik.

“Anak itu membutuhkan pujian, sebagaimana ia juga ia membutuhkan hukuman. Pujian seperti apa yang dibutuhkan mereka ? Pujian yang tulus. Hindari memberi kuliah, hindari marah, hindari teriak, hindari pengulangan masalah atau mengungkit-ungkit masalah”, ujar Sarlito.

Sarlito menjelaskan orang tua sangat berperan untuk mengembangkan kecerdasan emosi anak dengan cara menanamkan nilai-nilai pentingnya berbagi, saling menyayangi, membangun disiplin, berkomunikasi secara efektif, sehingga merangsang kemampuan anak untuk mendengar, mengerti dan berpikir.

Menemani anak menjelang tidur, saling memaafkan dan mengembangkan minat membaca pada anak, juga dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak.(Idh/Bahan Fokus dan Pustaka Cerdas)

Memahami Cerebral Palsy

'KELAINAN BAYI'
Celebral Palsy

Memahami Cerebral Palsy

Perasaan Lanneke Alexander campur aduk antara sedih, frustasi, dan putus asa saat tahu putra pertamanya, Anthony, terkena cerebral palsy. Sampai usia enam bulan, dokter masih menyatakan Anthony normal. Gejala kelainan mulai terlihat saat Anthony sering demam dan kejang-kejang. Tak seperti bayi seusianya, Anthony hanya mampu tidur terlentang dan lumpuh total, ia seperti tak punya tulang belakang.

Anthony tidak sendirian. Menurut Dr.Dwi P.Widodo, Sp.A (K), MMed, dari divisi neurologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, jumlah anak Indonesia yang menderita cerebral palsy mencapai seribu anak per satu juta kelahiran.

Cerebral palsy (CP) adalah gangguan kontrol terhadap fungsi motorik karena kerusakan yang terjadi pada otak yang sedang berkembang. “Bisa terjadi saat masih dalam kandungan (75 persen), saat proses kelahiran (5 persen) atau setelah dilahirkan (15 persen),” kata Dwi.

Penyebab CP sampai saat ini belum diketahui, diduga terjadi karena bayi lahir prematur sehingga bagian otak belum berkembang sempurna, bayi yang lahir tidak langsung menangis sehingga otak kekurangan oksigen, atau karena adanya cacat tulang belakang dan pendarahan di otak. “CP merupakan penyakit yang didapat, artinya pada awalnya otak normal, lalu terjadi gangguan, entah itu virus atau bakteri yang menyebabkan radang otak atau penyakit lain, ketika gangguan itu berlalu, otaknya ada yang rusak, nah terjadilah CP,” paparnya.

Empat Tipe

Secara umum CP dikelompokkan dalam empat tipe, yaitu spastic, athetoid, hypotonic, dan tipe kombinasi. Pada tipe spastic atau kaku-kaku, penderita bisa terlalu lemah atau terlalu kaku. Tipe spastic adalah tipe yang paling sering muncul, sekitar 65 persen penderita CP masuk dalam tipe ini.

Athetoid untuk tipe penderita yang tidak bisa mengontrol gerak ototnya, biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang aneh. Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid.

Sedangkan hypotonic untuk anak-anak dengan otot-otot yang sangat lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang jadi spastic atau athetoid. CP juga bisa berkombinasi dengan gangguan epilepsi, mental, belajar, penglihatan, pendengaran, maupun bicara.

Ciri-ciri

Gejala CP sudah bisa diketahui saat bayi berusia 3-6 bulan, yakni saat bayi mengalami keterlambatan perkembangan. Menurut Dwi, ciri umum dari anak CP adalah perkembangan motorik yang terlambat, refleks yang seharusnya menghilang tapi masih ada (refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulan), bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret.

“Begitu ada petunjuk keterlambatan, misalnya bayi belum bisa tengkurap atau berguling, segeralah bawa ke dokter untuk pemeriksaan,” ujarnya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter mendeteksi CP pada umumnya melakukan CT-Scan dan MRI untuk mengukur lingkar otak, serta melakukan tes lab untuk menelusuri apakah si ibu memiliki riwayat infeksi seperti toksoplasma atau rubella.

Terapi

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan CP. Namun tetap ada harapan untuk mengoptimalkan kemampuan anak CP dan membuatnya mandiri.<<<<<<<<<<<<<<<<

“Berbeda dengan cedera otak yang lain, ciri khas dari CP adalah kelainannya bersifat permanen non progresif, artinya akan berubah ke arah perbaikan, meski perkembangannya lambat,” katanya.

Terapi yang diberikan pada penderita CP akan disesuaikan dengan usia anak, berat ringan penyakit, serta tergantung pada area otak mana yang rusak. “Meski ada bagian otak yang rusak, namun sel-sel yang bagus akan meng-cover sel-sel yang rusak. Untuk mengoptimalkan bagian otak yang sehat tersebut, perlu diberikan stimulasi agar otak anak berkembang baik,” katanya.

Stimulasi otak secara intensif bisa dilakukan melalui panca indera untuk merangsang perimbangan penyebaran dendrit, yang dikenal dengan istilah compensatory dendrite sprouting. Beberapa orangtua yang memiliki anak penderita CP mengaku berhasil mengoptimalkan kemampuan anaknya lewat metode glenn doman.

Metode glenn doman untuk anak dengan cedera otak berupa patterning (pola) untuk melatih gerakan kaki dan tangan, merayap, merangkak, hingga masking (menghirup oksigen), untuk melatih paru-paru agar membesar. Sejak tahun 1998, lebih dari 1700 anak cedera otak mengalami perbaikan cukup berarti setelah melakukan terapi ini.

Ngeces

Ngeces

Ngeces Tidak Normal, Bila…

Oleh: Dr. Luh Karunia Wahyuni, SpRM

Sehari-hari sering kita jumpai anak balita dengan air liur yang menetes dari sudut bibir, terus menerus disertai mulut yang selalu terbuka, dapat diibaratkan seperti keran bocor. Anak seperti tidak peduli dengan pipi, dagu dan leher yang selalu basah. Kondisi seperti itu disebut drooling (ngeces).

Pada dasarnya kontrol terhadap ngeces terjadi bertahap sesuai dengan perkembangan anak. Kontrol ini berhubungan dengan posisi tubuh anak, kegiatan yang sedang dilakukan anak, kemampuan anak mengontrol gerakan mulut serta tingkat perkembangan gerak anak.

Jangan-jangan tumbuh gigi
Ngeces sering terjadi saat anak sedang mempelajari keterampilan gerak yang baru dan berlanjut sampai anak mencapai kemampuan melakukan gerakan secara otomatis. Sering terjadi pula selama, sebelum dan setelah tumbuh gigi baru.

Pada usia 1-3 bulan, anak jarang ngeces karena produksi air liur masih minimal. Saat usia 6 bulan, anak akan ngeces pada posisi berbaring, terlentang, tengkurap atau duduk. Demikian bila anak mulai bicara (babling), meraih, menunjuk atau tumbuh gigi. Usia 9 bulan, anak dapat duduk atau merangkak tanpa ngeces. Pada usia ini anak akan ngeces saat makan makanan tertentu.

Pada usia 15-18 bulan anak ngeces bila melakukan gerakan halus seperti makan sendiri. Sedangkan pada usia 2 tahun anak seharusnya tidak ngeces lagi sekalipun melakukan gerakan yang sudah trampil seperti menggambar, makan sendiri atau bermain.

Jika kita cermati penjelasan di atas, ngeces pada usia tertentu masih dianggap normal. Penjelasan di atas dapat dipergunakan oleh orangtua sebagai patokan untuk mengenali apakah ngeces masih dalam batas wajar.

Tidak normal, bila…
Ada berbagai kondisi yang menyebabkan ngeces tidak lagi sebagai suatu keadaan yang normal misalnya:

* Mulut terbuka terus sehingga anak sulit menelan. Kita dapat mencoba merasakan menelan air liur saat mulut terbuka, betapa sulitnya. Mulut yang terbuka terus kemungkinan berhubungan dengan infeksi saluran napas yang kronis atau hidung selalu mampet.
* Frekuensi tidak adekuat sehingga air liur menumpuk dan terjadilah ngeces. Pada dasarnya manusia normal akan menelan ludah 2 kali per menit saat sadar dan 1 kali per menit saat tidur.
* Adanya gangguan pada saraf cranialis yang bertanggung jawab terhadap proses menelan.<<<<<<<<<<<<
* Fungsi menelan yang tidak optimal karena rahang tidak stabil, terjadi perubahan tonus (ketegangan) otot pipi, bibir ataupun kelemahan pada otot penyangga tubuh.

Bila masalah ini dibiarkan tidak ditangani dengan baik tentu saja akan mengganggu perkembangan anak lebih lanjut terutama dalam fungsi makan dan bicara, serta pertumbuhan gigi. Seperti diketahui, kita mempergunakan otot wajah, bibir, rahang, lidah yang sama untuk aktifitas bicara maupun makan. Artinya bila anak kita ngeces terus menerus harus waspada terhadap kemungkinan keterlambatan bicara. Seberat keterlambatannya tentu saja tergantung dari kondisi yang mendasari ngeces tersebut.

Dokter akan melakukan evaluasi secara menyeluruh hal-hal yang menyebabkan ngeces dan penanganan sering kali sangat sederhana cukup dengan memposisikan tubuh dengan baik maka ngeces teratasi.

Jadi ngeces seperti keran bocor dapat diatasi dengan penanganan yang tepat.

Usia 6-8 Bulan – Makanan Lumat

Saat mulai memberi si kecil makanan padat, jangan bertubi-tubi memberi aneka jenis makanan dalam waktu singkat. Beri jeda beberapa hari antara setiap jenis makanan baru, sehingga tidak terlalu memaksa anak. Anda pun punya cukup waktu untuk memantau kalau-kalau ada masalah yang timbul berkaitan dengan makanan tertentu.

Juga, biarkan bayi memutuskan berapa banyak makanan yang mau ditelannya. Untuk beberapa jenis makanan—dalam sehari—bayi Anda bisa jadi kelihatannya tidak makan terlalu banyak. Sedangkan bayi lain malah kelihatan sangat rakus. Tidak usah pusing. Ikuti saja apa maunya. Yang penting, Anda selalu memantau proses tumbuh kembangnya secara teratur.

Bagaimana memulainya?
Setelah usia 6 bulan, makanan padat pertama si kecil ini adalah makanan lumat, yakni bubur susu dan buah. Selama 2 minggu pertama, si kecil cukup diberi dua jenis makanan ini. Makanan lumat mudah dicerna dan cepat meninggalkan lambung si kecil. Pemberian makanan lumat ini dimulai dalam bentuk encer dan jumlahnya sedikit. Secara bertahap, makanan dikentalkan serta jumlahnya ditambah.

Pemberian secara bertahap ini perlu dilakukan karena sampai usia ini, jenis makanan yang paling bayi kenal adalah ASI (dan ia masih tetap membutuhkannya sampai usia 2 tahun). Jika ia mendorong keluar makanan atau menutup mulut rapat-rapat, jangan paksa. Mungkin ia belum siap untuk makan makanan padat.

Setelah bayi berhasil melalui masa 2 minggu ini dengan baik, Anda bisa memberinya makanan lunak, yakni nasi tim saring, sebanyak 1 kali dalam sehari. Nasi tim ini harus terdiri dari sumber karbohidrat, sumber protein, serta sumber zat pengatur.

Bagaimana dengan buah? Sebaiknya disajikan dengan cara disaring dan mulailah dengan buah berserat rendah. Misalnya, jeruk, pisang, pepaya, dan avokad. Secara bertahap, Anda boleh memberinya buah lain.

Peralihan dari makanan lumat ke makanan lunak juga perlu dilakukan secara bertahap. Ini berarti, Anda perlu mengatur kekasaran teksturnya. Awalnya, pilih sayur berserat rendah, seperti wortel, tomat, bayam, dan sebagainya. Setelahnya, Anda bisa memberinya brokoli dan lainnya.

Makan dari sendok butuh keterampilan tersendiri. Bisa jadi, Anda harus uji coba selama beberapa kali sampai bayi betul-betul terbiasa.<<<<<<<<<<
Di usia ini, kebanyakan pemenuhan kalori masih berasal dari ASI. Dan tujuan utama mengenalkan makanan padat pada bayi adalah mengajarinya cara makan yang benar-benar berbeda serta memperkenalkan aneka citarasa dan tekstur makanan baru. <<<<<<<<,Yang terpenting, buat proses belajar mengenal makanan baru jadi pengalaman yang menyenangkan.<<<<<<<

Pentingnya Variasi<<<<<<<<
Untuk memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1 jenis makanan. Tunggu paling tidak selama 4 hari sebelum mengenalkan makanan jenis lain. Adanya tenggang waktu membuat bayi makin mengenal dan bisa menerima makanan barunya. Reaksi alergi biasanya baru muncul beberapa hari setelah jenis makanan itu dikonsumsi. Jika timbul reaksi alergi jenis tertentu, Anda jadi tahu persis penyebabnya.

Sebagian pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan sayuran hijau dulu, sehingga pola citarasa bayi tidak ‘termanjakan’ dengan rasa manis dari buah-buahan. Sebagian pakar lagi menganggap itu hanya mitos belaka. Menurut mereka, bayi terlahir dengan menyukai yang manis-manis. Anda bisa mengombinasikan kedua pendapat ini, dan melihat mana yang paling pas buat bayi Anda.

Yang pasti, mengombinasikan berbagai jenis makanan akan membuat bayi tidak cepat bosan, memicu selera makannya plus tidak menjadikannya si pemilih makanan. Jangan sampai ia terbiasa makan makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang dibutuhkannya.

Jadikan Sebagai Rutinitas
Waktu makan—sarapan, makan siang dan makan malam—harus Anda terapkan secara konsisten. Ini bukannya tanpa alasan. Sistem pencernaan bayi perlu dilatih untuk belajar menerima, mencerna, serta menyerap makanan pada waktu-waktu yang ditentukan.

Untuk masing-masing waktu makan itu, sajikan kelompok makanan yang ada dalam tabel ‘Jadwal pemberian makanan si kecil’. Perlu dicatat, kalau kenyang si kecil akan memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan lidah atau memalingkan kepala. Jadi, jangan takut si kecil akan makan secara berlebihan.<<<<<<<<<<<<<,

Mulai Memperkenalkan Biskuit
Anda sudah bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di antara waktu makan. Koordinasi antara mata dan tangannya sudah cukup baik, sehingga ia bisa membawa tangannya ke mulut. Pada umur 7 bulan, rata-rata bayi sudah mampu makan sendiri biskuitnya.

Umumnya, tekstur biskuit yang lembut membuat bayi mudah mengemutnya, bahkan akan membantu merangsang pertumbuhan giginya.

Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan

Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida makanan. Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:

* Sumber karbohidrat, yakni roti, jagung, nasi, cereal, dan sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.
* Sumber zat pengatur, yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-75 g.
* Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari. Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1 potong sedang/20 g).
* Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok teh.

Penting: ASI adalah sumber utama untuk karbohidrat, lemak dan protein.

Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan: Alergi Makanan

Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh kondisi kekebalan tubuh pada orang tersebut.

Bila salah satu dari Anda atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya pada si kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya pada anak naik lagi hingga 40-70%.

Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, adalah jika setelah Anda memberinya satu jenis makanan, ia menunjukkan gejala-gejala, antara lain:

* Ruam di kulit
* Diare
* Muntah

Munculnya alergi membutuhkan lebih dari satu kali paparan untuk sensitif terhadap alergen. Dan jika anak Anda menolak satu jenis makanan, ini belum tentu berarti ia mengalami alergi. Siapa tahu ia hanya tidak mau makan saja.

Perlu dicatat: Menangis terus-menerus bisa pula menjadi pertanda alergi makanan, meski umumnya diikuti ruam, diare, atau muntah.

Kebanyakan anak yang alergi makanan akhirnya bisa mengatasi alerginya. Makanya, Anda bisa memperkenalkan lagi makanan itu dengan aman (konsultasi dulu dengan dokter anak Anda).

Kiat Menghindari Bayi Lahir Cacat

Menghindari Bayi Cacat

Kiat Menghindari Bayi Lahir Cacat



Kelahiran anak merupakan dambaan setiap keluarga yang tidak ternilai harganya. Diharapkan, kelahiran anak yang masih dalam kandungan bisa selamat, sehat dan tidak mengalami cacat apapun. Namun demikian, seringkali anak yang terlahir telah mengalami cacat sejak dari kandungan.
Pada umumnya, terdapat banyak faktor yang diduga berpengaruh selama ibu mengandung seperti halnya obat-obatan, kekurangan gizi, stres psikologik dan lahir prematur dapat berpeluang terhadap akibat bayi terlahir cacat mental ataupun fisik. Memang betul, bayi terlahir cacat tersebut merupakan suatu musibah yang datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

>>>>>>>>> Tetapi manusia diharuskan untuk menggunakan akalnya dalam upaya mencegah kejadian tersebut.<<<<<<<<<<<

Selama janin berproses dalam kandungan, dari tahap pertama ke tahap berikutnya telah diketahui ada masa-masa peka. Pada masa ini, terdapat tahap tertentu yang sangat membahayakan bagi perkembangan janin. Jika pada masa peka ini terjadi benturan dengan zat-zat tertentu akan menyebabkan keguguran atau bayi terlahir cacat. Demikian halnya, >>>>>>>>>>>>>>>jika selama kehamilan si ibu mengalami stres berat maka akan berpeluang besar terhadap proses kelahiran dan anak mengalami kelainan.<<<<<<<<<


Kiat Menghindari

Dalam upaya menghindari bayi terlahir cacat maka setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil. Dan ini akan menentukan kesehatan atau cacat bayi sejak bulan pertama hingga akhir kehamilan.


Pertama,
hindari kebiasaan meminum obat tanpa sepengetahuan dokter. Biasanya ibu yang mengalami kehamilan, kondisi badan semakin lama semakin melemah. Ketegangan mental semakin meningkat sehingga timbul perasaan jengkel. Bagi ibu yang tidak bersabar, dengan sembarangan akan membeli dan meminum obat tertentu. Bahkan, banyak ibu hamil justru menyukai minum obat penenang, semisal thalidomit.

Sekilas memang obat penenang dapat menghindari beban stres kehamilan. Namun pemakaian obat penenang justru sebenarnya sangat membahayakan, menyebabkan cacat pada janin yang dikandungnya.

Terutama sekali jika minum obat penenang tersebut sering pada minggu kelima dan minggu ketujuh.

Disamping itu, penyinaran rontgen yang berlebihan juga sangat membahayakan. Biasanya akibat yang akan dialami anak adalah gangguan terhadap gerakan-gerakan motorik. Semakin banyak penyinaran rontgen maka dampak yang akan ditimbulkanya semakin besar.


Kedua,
hindari ketegangan emosional. Di usia kehamilan yang semakin tua, pada umumnya ketegangan emosional semakin tinggi. Walaupun hal ini sulit untuk dihindarkan, namun setidaknya ada usaha yang kuat untuk untuk menghindarinya.

Dalam hal ini terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fels sangat menarik untuk direnungkan.
Dalam hasil penelitianya ditemukan bahwa wanita hamil dengan susunan syaraf otonom yang labil, memiliki fetus-fetus paling aktif.

Kondisi seperti ini akan menyebabkan ibu hamil mengalami ketegangan emosi, reaktif dan mudah tersinggung. Misalnya, jika suami mengancam hendak membunuh istrinya yang sedang hamil, karena tuduhan perselingkuhan. Dalam hal ini, akan sangat mengguncang kejiwaan istri. Akibat dari kegoncanagn emosi ini, biasanya anak akan terlahir dengan berat badan yang kurang dibanding dengan panjangnya.

Pada perkembangan berikutnya, anak akan mengalami gangguan sulit makan.

Akibat lain, jika kegoncangan psikis ibu terjadi pada bulan pertama kehamilan.

Biasanya anak akan terlahir dengan memiliki gangguan mental yang kurang normal.

Sedangkan jika gangguan emosi terjadi pada bulan kedua kehamilan, maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan ”syndroma nafsu terhambat.” Anak-anak yang demikian akan memiliki ciri apatis, pasif, dan tampak tidak bergairah.

Demikian halnya sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thomas O’Connor di Institute of Psychiatry - London sebagai berikut. Bahwa dari 7.000 ibu yang pernah mengalami stres saat kehamilan maka akan berdampak pada perkembangan anak. Sebanyak 15 persen anak yang terlahir menjadi hiperaktif.

Ketiga,

hindari kepercayaan takhayul. Di masyarakat tradisional masih sangat subur sebuah kepercayaan takhayul terutama yang berhubungan dengan kehamilan. Misalnya, jika ibu hamil membenci orang buta, maka anak yang bakal terlahir cenderung ikut buta.

Contoh lain, jika saat istri hamil, suami dilarang membunuh ular. Sebab jika hal ini dilanggar maka anak yang akan terlahir cenderung kepalanya menyerupai ular.
Memang terdapat penelitian terhadap kepercayaan takhayul, namun sebisa mungkin ibu hamil harus tetap dapat mengendalikan diri dengan sebaik-baiknya.

Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan di laboratorium psikologi di Nijmogen – Belanda. Penelitian tersebut menemukan bahwa sebenarnya kepercayaan takhayul bagi ibu hamil muncul disebabkan dinamika sistem hormonal.

Jika ibu hamil sangat mempercayai takhayul, maka hal tersebut akan mempengaruhi instabilitas hormonal yang akan merembet ke arah perubahan psikis. Setelah psikis goncang, maka akan merembet ke arah janin yang dikandungnya.


Sebuah kepercayaan takhayul lainya adalah kondisi ngidam. Dalam kacamata psikologi, bahwa ngidam sebenarnya hanya sebuah reaksi lain dari ketidakmenentuan emosi ibu dalam menghadapi kehamilan.

Misalnya, ketika ibu hamil dan mengidam yang harus makan beras satu gelas setiap hari, kiranya hanya merupakan kondisi instabilitas emosi, yang seharusnya dapat dikendalikan. Jika hal ini dibiarkan tentu akan mengganggu kesehatan.


Disamping itu, terdapat kepercayaan takhayul lainya yang harus dihindari. Yakni, sebuah kepercayaan tradisional bahwa jika ibu hamil banyak membayangkan nenek atau famili sedarahnya yang telah meninggal dunia, maka anak yang terlahir akan menirunya.

Kepercayaan takhayul ini disebut sebagai ìreinkarnasi atau titisan arwahî. Hal tersebut sangat tidak dapat dibenarkan. Jika seandainya seorang anak membawa ciri fisik mirip kakek yang telah meninggal, sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah.


George Mendel, seorang ahli kandungan (ginekolog) telah menemukan dalam sebuah penelitian bahwa memang ada kecenderungan gen tertentu diturunkan. Misalnya, jika terdapat gen dari seorang kakek mendominasi, maka berpeluang untuk menurun pada cucunya. Hanya seberapa jauh kecenderungan penurunan tersebut tergantung pada prosentase gen yang terbawa dari kakeknya.


Keempat,

hindari sikap penolakan terhadap janin. Bahwa sikap menolak terhadap kehamilan akan berpeluang terhadap kecacatan sikap dan perilaku anak kelak dalam hidupnya.

Sebab, dengan adanya sikap penolakan maka akan berpengaruh terhadap cara pengasuhan yang semena-mena. <<<<<<<

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Geisser di Jerman Timur dan Sears di Amerika Serikat tentang sikap ibu hamil. Bahwa lebih dari 90 persen ibu yang menyukai janin yang dikandungnya, tetap terbawa hingga anak lahir dan besar.

Setelah mengetahui beberapa bahaya bayi dalam kandungan, seharusnya dijadikan pijakan. Ibu yang sedang hamil harus berhati-hati, kecacatan anak karena ulah orang tua akan berakibat fatal hingga di hari tua.

Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

(psikolog alumni Universitas Airlangga)

craniosynostosis.....Ubun Ubun Menutup

BILA UBUN UBUN MENUTUP TERLALU CEPAT

Sekian lama orang tua khawatir kalau-kalau ubun-ubun bayinya tak kunjung menutup. Malah ada yang berpikir makin cepat makin baik, padahal sebenarnya proses menutup yang terlalu cepat bisa lebih berbahaya.


Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi sebetulnya belum menyambung satu sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Keadaan ini memungkinkan jaringan otak berkembang menjadi lebih besar, karena terdapat ruang yang bisa mengikuti besarnya otak.

Perlu diketahui, kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu

1 buah tulang di bagian belakang (tulang oksipital),

2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di depan tulang frontal).

Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang. Nah, titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun belakang (kecil).

“Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan,” kata dr. Irawan Mangunatmaja, Sp.A(K) dari Sub-Bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Jadi, kalau ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup, bisa dikatakan menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah bersambungan satu sama lain, biasanya ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal dari kata cranio yang berarti tulang tengkorak, syn yang berarti bergabung, dan ostosis yang artinya tulang.

Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat dini bisa dilihat melalui bentuk kepala yang tak normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan. Ketidaknormalanbentuk itu tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang menutup lebih dulu. “Sebagai contoh, kalau sutura
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul.”


DETEKSI KELAINAN
“Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai diketahui dari pemeriksaan yang dilakukan saat bayi baru lahir.” Dokter yang menolong persalinan biasanya dengan mudah bisa melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil dibandingkan badan. Yang normal, kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya karena keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya.

“Inilah letak pentingnya mengukur lingkar kepala bayi pada saat ia lahir,” tandas Irawan. Dengan begitu, bisa segera diketahui bila sudah ada kecenderungan ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentusaja tidak hanya sekali, tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau tidak, dokter berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang
disebut grafik Nellhaus. Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya bisa terdeteksi, baik jikakepala terlalu besar (misalnya karena hidrosefalus) atau
terlalukecil, misalnya karena craniosynostosis.<<<<<<<<<<<

“Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan dengan meraba ubun-ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubun-ubun besar yang normal berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa berdenyut karena memang ada pembuluh darah di bawahnya,” kata Irawan.

Pemeriksaan ubun-ubun dan lingkar kepala ini sebenarnya tidak sulit. Orang tua pun bisa melakukannya di rumah. Lain hal dengan perabaan terhadap sutura kepala bayi yang biasanya agak lebih sulit. Bagaimanapun, celah antar tulang ini memang tak sebesar ubun-ubun.

Jika dari pemeriksaan ukuran dan perabaan kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu cepat, dokter akan memeriksanya lebih jauh dengan CT Scan. Alat ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas.

PENYEBAB DAN DAMPAK
Jika pada saat dilahirkan ubun-ubun bayi sudah menutup, maka kemungkinan penyebabnya bisa merupakan kelainan bawaan atau infeksi selama kehamilan. Di samping itu, craniosynostosis antara lain bisajuga disebabkan gangguan perkembangan jaringan otak dan kelainan tulang seperti osteopetrosis (pertumbuhan dan kepadatan tulang yang berlebihan).

Namun pada kebanyakan kasus, kelainan tulang hanya merupakan salah satu dari beberapa kelainan yang ditemukan dalam sindrom-sindrom tertentu. Oleh karena itu, dokter juga akan melihat, apakah kelainan pada ubun ubun dan tulang kepala ini merupakan satu-satunya kelainan, atau merupakan bagian dari berbagai kelainan dalam sindrom tertentu. Kalau ternyata ada kelainan pada organ lain, tentunya akan dilihat juga, bagaimana penanganannya secara keseluruhan, tidak hanya kelainan di tulang tengkoraknya ini.

Sudah pasti, ubun-ubun yang menutup terlalu cepat akan menghambat perkembangan otak bayi dan menimbulkan gangguan. Dengan kata lain, sel-sel otak yang yang seharusnya berkembang malah tertahan oleh tulang tengkoraknya sendiri. “Biasanya gangguan yang muncul berupa cerebral
palsy, atau kelumpuhan yang sifatnya kaku,” tutur Irawan.

Kalau saja, penutupan yang terlalu cepat itu terjadi pada usia yang tidak jauh dari batas normal (6-20 bulan), tentu kelainannya takterlalu berat. Begitu pula jika ubun-ubun yang menutup itu tak
diikuti dengan penutupan sutura-sutura lainnya, maka gangguan yang terjadi tentu akan lebih ringan daripada bila ubun-ubun dan suturanya sama-sama sudah menutup.

Beda halnya jika proses penutupan tulang tengkorak berlangsung sejak baru lahir atau berada di kandungan, proses keterhambatan perkembangan otaknya tentu lebih lama sehingga gangguan yang timbul akan lebih banyak dan berat. Artinya, manifestasi gangguan tumbuh kembang pada
bayi yang bersangkutan bisa berbeda-beda, tergantung pada bagian otak sebelah mana yang perkembangannya terhambat, dan kapan terjadinya prosespenghambatan atau penutupan itu.

HARUS OPERASI
Jika memang diketahui suturanya sudah menutup, maka perlu dilakukan tindakan operasi oleh dokter bedah saraf untuk melepas lagi sambungan tersebut. Dengan begitu, diharapkan otaknya tetap bisa terus tumbuh dan berkembang. “Ini satu-satunya cara untuk mencegah gangguan makin parah.” ujar Irawan. “Hanya saja, kadangkala walau sudah dioperasi, tulang tulang itu bisa cepat menyambung lagi.”

Pertimbangan untuk mengambil tindakan operasi, juga bergantung pada apakah si bayi mengalami peningkatan tekanan intra kranial (dalam kepala). Jika memang terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan dalam kepala, maka tindakan operasi harus segera dilakukan.

Tekanan bisa terjadi bila sutura kepala dan ubun-ubun sudah menyatu sementara jaringan otak di bawahnya tetap berkembang dan bertambah besar sehingga dalam rongga otak tak lagi tersedia ruang. Desakan yang terus-menerus bahkan bisa sampai menimbulkan herniasi, yaitu ada bagian otak yang terdorong keluar dari rongga otak ke arah dasar kepala. Pada anak, gejala peningkatan tekanan dalam kepala ini bisa berupa muntah, lemas tak bertenaga (letargi), dan matanya melotot. “Bahkan kalau sudah berat keadaannya, bisa ada gangguan kesadaran,” demikian Irawan memberi gambaran.

Sebaliknya, bila diketahui bahwa jaringan otak bayi yang bersangkutan tidak lagi berkembang dan karenanya tak terjadi peningkatan tekanan intra kranial, maka tindakan operasi tak dilakukan. “Manfaatnya tidak akan besar,” komentarnya, “bahkan bisa jadi sutura di kepala dan ubun-ubun itu menutup lebih cepat karena memang otaknya tak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.” Jika memang demikian yang terjadi, maka upaya penanganan harus difokuskan pada terapi untuk mengatasi kerusakan atau gangguan perkembangan yang telah terjadi.

Napas Bayi Bermasalah..Chesty child .atau chestiness.

Napas Bayi Bermasalah..Chesty child .atau chestiness.

Bila Napas Si Kecil Bermasalah

By Dr. Darmawan BS, SpA(K) - Divisi pulmonologi , Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM,

Dok, napas anak saya bunyi dan kalau diraba seperti ada getaran, bahaya tidak dok, saya takut ada flek paru” Banyak orang tua yang khawatir bila anaknya mengalami keluhan ini, bila tidak diluruskan, orang tua seringkali shopping ke banyak dokter karena khawatir.

Chesty child adalah suatu istilah yang longgar untuk menggambarkan seorang bayi/anak yang tampaknya mudah sekali mengalami gejala di saluran napas, atau disebut chestiness. Gejala pernapasan ini berupa batuk, mengi (napas ngik-ngik), stridor, napas berbunyi (noisy breathing) atau ‘sekedar’ napas grok-grok. Fenomena ini cukup sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, sayangnya kita tidak mempunyai padanan kata yang tepat. Karena ini merupakan istilah longgar dapat diterapkan dari neonatus dengan napas grok-grok hingga anak-anak yang mengalami keluhan batuk kronik berulang. Biasanya mulai bergejala sejak umur sangat muda hingga awal usia sekolah.

Perlu dikomunikasikan

Terkadang pada keadaan berat, orang tua melaporkan bahwa bila diraba dada si anak akan terasa getaran napasnya. Bila tidak ditangani dengan baik, orang tua akan terus khawatir dan berkeliling ‘shopping’ ke banyak dokter. Ada juga yang akhirnya dipenuhi kekhawatirannya oleh dokter dengan dinyatakan sebagai flek paru. Bila masih bayi, kemungkinan penyebab yang paling sering ditanyakan adalah “Apakah bukan karena waktu lahir petugas kurang bersih merawat jalan napasnya?” Jawaban praktisnya adalah “Bila memang kurang bersih waktu lahirnya, anak saat ini mestinya sudah ada di surga. Nyatanya si kecil masih di sini, jadi pasti bersih waktu petugas merawat jalan napasnya”.

Untuk itu kita perlu lebih cermat menangani kasus chesty child. Suatu survei tentang kepuasan pasien oleh dr. Steven Feldman baru-baru ini disimpulkan pasien akan puas bila dapat menjalani komunikasi dengan dokternya, serta dokter yang suportif dan care. Kuncinya komunikasi, memberi penjelasan pada orang tua pasien dengan bahasa awam apa yang dialami anaknya.

Selalu memproduksi lendir

Saluran napas setiap saat akan memproduksi sekret (lendir) yang bermanfaat untuk fungsi pernapasan itu sendiri. Sekret ini akan dibersihkan oleh sistem bersihan mukosilier di dinding saluran napas. Bila jumlah sekret sedikit, secara tak sadar akan tertelan, bila banyak, akan merangsang refleks batuk. Pada bayi muda, kemampuan bersihan ini belum optimal hingga sekretnya tak bisa dibersihkan sempurna. Itulah mengapa bayi kecil sering bernapas grok-grok. Tetapi semakin ia besar, meningkat pula kemampuan bersihan mukosilier hingga gejala diharapkan akan membaik seiring perjalanan waktu.

Cari penyebab

Bila gejala chestiness berat atau berlanjut, perlu dicari dan ditelusuri faktor lain yang berperan. Pajanan asap rokok merupakan satu hal yang wajib digali informasinya bila bertemu dengan pasien chesty child. Merokok pasif merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness, dan dapat merupakan penyebab tunggal. Pajanan ini bukan hanya terjadi bila si perokok merokok dalam rumah. Merokok di teras, garasi, dan kamar mandi bisa menimbulkan polusi karena asap bisa menelusup ke mana pun. Penghindaran asap rokok ini saja biasanya sudah sangat mengurangi keluhan pasien, atau gejala chestiness hilang sama sekali.

Selain asap rokok, keluhan chestiness akan lebih menonjol bila ada riwayat alergi dalam keluarga. Perlu ditelusuri adanya alergi dalam keluarga ayah dan ibu pasien. Kalau perlu ditelusuri hingga buyutnya. Sebagian besar chesty child, yaitu sekitar separuhnya ternyata mengalami asma. Oleh karena itu, bila berjumpa dengan chesty child, perlu penggalian ke arah asma. Misalnya ada pola berulang, gejala memburuk malam hari, dan gejal amembaik dengan pemberian obat asma. Juga perlu ditanyakan adanya faktor pencetus baik lingkungan (debu rumah, bulu binatang, asap, dll), pencetus makanan (es, coklat, makanan bervetsin), atau tertular salesma (common cold), aktifitas fisis berlebihan, udara dingin, dan sebagainya.

Sebagian chesty child lain, gejala muncul sebagai manifestasi akut infeksi respiratorik akut (IRA) berulang karena virus (recurrent viral ARI) tanpa kelainan lain. Hingga saat ini belum jelas benar mengapa pada sebagian anak mudah megnalami chestiness ini. Tapi mengingat ditemukannya pola sama dalam keluarga, diduga faktor genetik ikut berperan. Anak ‘sehat’ megnalami beberapa kali episode IRA, normalnya tak lebih dari 6-8 kali pertahun dengan durasi kurang dari seminggu, umumnya 2-3 hari. Pada chesty child, episode batuk pilek lebih sering terjadi, bisa dengan atau tanpa demam. Pencetus chestiness tidak selalu karena IRA, tapi dapat karena berbagai hal lain, sperti polutan baik dalam rumah atau luar rumah. Durasi chestiness juga berlangsung lebih lama, lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari dua minggu.

Pada sebagian kecil chesty child dapat ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti refluks gastroesofagus (aliran balik cairan lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan dan trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain. Pada anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya palsi serebral biasanya jug amengalami gejala chestiness. Pada pasien tersebut terjadi gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk. Biasanya pasien juga mengalami gangguan fungsi bersihan mukosilier berlanjut. Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular juga menjadi chesty child dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.

Waspadi berbagai kelainan

Tampak terlihat kalau chesty child mencakup anak dengan kelainan klinis pernapasan yang luas, termasuk batuk kronik berulang. Pendekatan klinis praktisnya adalah pertama mencari kemungkinan pajanan asap rokok sebagai penyebabnya. Langka kedua, digali kemungkinan ke arah asma. Biasanya sebagian besar sudah terjaring dalam dua hal tersebut. Bila tidak, lanjutkan penelusuran ke arah penyakit dasar lain yang lebih serius. Tidak lupa kemungkinan kelainan bawaan bila terjadi paa usia sangat muda. Perlu diingat pula kemungkinan kelainan neuormuskular sebagai faktor dasar terjadinya chestiness.

Memberikan Rangsangan Kemajuan Pada Anak

Rangsang Kemajuan Anak

Memberikan Rangsangan Kemajuan Pada Anak

Dengan adanya kata-kata pertama, langkah-langkah pertama yang dapat dilakukan oleh anak, maka permainan belajar akan lebih menyenangkan. Beri kesempatan pada anak anda untuk menjelajahi dan belajar tenang dunia dan kemajuannya, dan bentuklah kemajuan fisik, sosial, intelektual dan emosionalnya dengan melakukan

beberapa hal berikut :

Bahan-bahan untuk mengembangkan kreatifitas (Creative materials)

Mainan untuk melatih ketrampilan tangan (Dexterity toys)

Mainan untuk di kamar mandi (Bath toys for water play)

Permainan mengikuti pemimpin (Follow the leader play)
Buku, majalah, dan segala sesuatu yang bergambar (Books, magazines, anything and pictures)

Bahan untuk bermain pura-pura (Materials for pretend play)

Tempat yang aman untuk belajar memanjat (Space safe for supervised climbing)

Lingkungan yang bervariasi (A varied environment)

Pujian (Applause)

Bahan-bahan untuk mengembangkan kreatifitas

Mencoret-coret dengan crayon adalah kegiatan yang sangat memuaskan bagi banyak anak. Rekatkan kertas pada alas meja, lantai, atau dinding ,alas lainnya agar kertas tidak menggeser ketika dicoreti, dan singkirkan crayon segera setelah crayon disalah-gunakan untuk mencoret bagian yang tidak boleh dicoret atau jika >>>>>>>> bayi memasukkan crayon ke dalam mulutnya,<<<<(bayi pun sudah mampu belajar ) <<<<<< hal ini akan membantu mereka untuk menggunakannya dengan benar. Jangan biarkan mereka menggunakan pensil dan pena, kecuali di bawah pengawasan yang ketat, karena ujung yang tajam dapat membahayakan. Melukis dengan menggunakan jari dapat menyenangkan bagi beberapa anak, tetapi ada juga anak yang merasa tidak senang dengan tangan yang ‘terkotori’ cat. Meskipun cuci tangan dapat menunjukkan pada anak bahwa kotor tersebut hanya bersifat sementara, beberapa anak tetap tidak mau menggunakan bahan tersebut. Mainan yang bermusik juga dapat menyenangkan. Bayi juga dapat belajar meningkatkan kemampuan musiknya, misalnya dengan memukulkan sendok kayu atau logam pada panci, jika anda memberi contoh terlebih dulu.
>> orgtua ada lah contoh yg baik<<

Mengambil dan meletakkan mainan

Bayi umumnya senang sekali mengeluarkan dan memasukkan mainan. Meskipun ketrampilan mengeluarkan barang akan terjadi lebih dulu daripada memasukkannya. Anda dapat membeli mainan khusus yang dapat dikeluarkan dan dimasukkan, tetapi anda juga dapat menggunakan kotak bekas yang kosong, sendok kayu, cangkir plastik atau kertas, dan lap. Isi sebuah keranjang dengan berbagai benda kecil (tetapi tidak terlalu kecil sehingga dapat masuk ke mulut bayi dan membuat bayi tersedak). Bersiaplah bahwa pada mulanya anda sendiri yang harus sering memasukkan kembali benda-benda tersebut, sampai bayi sudah lebih mahir. Anda juga dapat menggunakan pasir dan air untuk latihan menuang - bayi biasanya menyukai kedua bahan ini, tetapi diperlukan pengawasan yang ketat.

Memilih bentuk

Biasanya lama sebelum bayi dapat mengatakan lingkaran, segiempat atau segitiga, mereka sudah belajar mengenal bentuk-bentuk ini dan dapat meletakkan mereka ke tempat/lubang yang tepat pada mainan pemilihan bentuk. Mainan jenis ini juga melatih ketrampilan tangan, dan warna. Tetapi, perlu disadari bahwa bayi perlu banyak diajari dan diberi contoh sebelum ia dapat menguasai mainan pemilihan bentuk ini. >>>>>>( bayi normal saja perlu di ajari terlebih dahulu, sebelum ia dapat menguasai )
<<

Mainan untuk melatih ketrampilan tangan

Mainan yang perlu diputar, ditekan, ditarik, didorong, akan membantu anak untuk menggunakan tangannya dalam berbagai cara. Orangtua perlu menunjukkan terlebih dulu sebelum anak dapat menangani mainan ini, tetapi sekali anak sudah dapat menguasainya, maka mainan jenis ini dapat mengasyikkan anak selama berjam-jam.

Mainan untuk di kamar mandi

Mainan ini mengajari banyak konsep dan membuat gembira dalam bermain air tanpa harus membasahi seluruh lantai atau meja-kursi. Bak mandi juga merupakan tempat yang baik untuk bermain gelembung, tetapi untuk sementara anda sendirilah yang harus membuatkan gelembung-gelembung ini.

Permainan mengikuti pemimpin

Ayah mulai bertepuk tangan, ibu mengikuti. Dan bayi diajak untuk mengikuti. Ibu melipat tangan, ayah juga mengikuti. Tidak lama kemudian, bayi akan mengikuti si pemimpin tanpa harus dipaksa dan akhirnya justru akan sanggup untuk memimpin permainan.

Buku, majalah, dan segala sesuatu yang bergambar

Anda tentu tidak dapat menghadirkan kuda, gajah dan singa hidup di ruang keluarga anda, tetapi anda dapat menghadirkan mereka semua melalui buku atau majalah. Baca dan lihatlah buku bersama bayi anda beberapa kali sehari. Setiap kali mungkin hanya sebentar saja, mungkin tidak lebih dari beberapa minit, karena kemampuan pemusatan perhatian anak anda masih singkat, tetapi hal ini akan membangun kegemarannya untuk membaca kelak.

Bahan untuk bermain pura-pura

Mainan piring, peralatan dapur, makanan, rumah, truk dan mobil, topi, sepatu, bantalan kursi, hampir segala sesuatu dapat secara ajaib diubah dalam imajinasi anak menjadi dunia menurut khayalnya. Permainan seperti ini dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, juga koordinasi otot motorik kecilnya (melepas dan mengenakan baju, mengocok telur atau memasak sop), kreatifitas dan imajinasinya.

Tempat yang aman untuk belajar memanjat

Bayi biasanya sangat senang menaiki tangga loteng rumah (jika anda tidak dapat mengawasinya, maka mutlak diperlukan pagar pengaman), menaik tangga luncuran (tetaplah berada di belakangnya), menaiki kursi atau tempat tidur. Biarkan mereka melakukannya, tetapi berdirilah di dekatnya dan selalu siap untuk menyelamatkan jika diperlukan.

Lingkungan yang bervariasi

Bayi yang tidak pernah melihat apapun kecuali suasana di dalam rumahnya, interior mobilnya atau toko yang sama, akan menjadi bayi yang sangat bosan. Ada dunia luas yang menakjubkan di luar pintu rumah, dan bayi anda harus melihatnya setiap hari. Bahkan pergi keluar pada saat hujan, dapat merupakan pengalaman belajar. Ajak bayi berkeliling taman bermain dan area yang sibuk di mana banyak orang untuk dilihat.

Pujian

Pujilah bayi anda ketika ia berhasil menguasai suatu ketrampilan. Keberhasilan, selain memuaskan, seringkali juga akan lebih berarti jika disertai pengakuan dari orangtuanya.

Sumber : Bayi pada Tahun Pertama. A. Eisenberg, H. Murkoff and S. Hathaway. 1997 Bahasa Indonesia edition, pages 463-466.

Metode Glenn Doman

Metode Glenn Doman

Untuk tahap pertama, orangtua harus mempersiapkan kertas karton kaku warna putih dan spidol besar yang ujungnya rata (selebar satu sentimeter) berwarna merah. Selain itu, juga spidol ukuran 0,5 sentimeter warna hitam. Kertas karton digunting-gunting sepanjang 60 sentimeter dengan lebar 15 sentimeter, sediakan pula yang selebar 12,5 sentimeter.

Tuliskan kata di atas guntingan kertas karton dengan huruf kecil (bukan kapital), huruf yang sederhana dan konsisten. Untuk tahap pertama, buatlah 15 kata di atas 15 lembar karton, dibagi menjadi tiga. Misalnya, lima lembar pertama adalah nama-nama anggota keluarga (set A), lalu lima lembar kedua bertuliskan nama-nama organ tubuh (set B), sedangkan lembar ketiga bertuliskan nama-nama bunga (set C).

Pada hari pertama mengajar, orangtua hanya menunjukkan lima lembar pertama (set A) kepada anak, tiga kali sehari. Pada hari kedua, tunjukkan set A dan set B, juga tiga kali sehari. Sementara pada hari ketiga, bacakan set A, B, dan C selama tiga kali sehari. Pada hari keempat, lakukan seperti hari ketiga. Ini dilakukan terus sampai kartu-kartu terbaca 15-25 kali. Setelah itu, orangtua bisa mengganti satu kata dengan kata baru, begitu seterusnya.

Irene mengatakan, cara membacakan kartu-kartu itu relatif mudah. Susun lima lembar kartu dan hadapkan pada anak. Ambil satu kartu dari belakang dan letakkan ke depan, begitu seterusnya sampai lima kata terbaca.

”Jangan ada penjelasan apa-apa tentang kata itu, cukup bacakan saja dengan cepat, tidak lebih dari satu detik per kartu. Jangan pula meminta anak mengulang kata-kata yang kita baca. Saat kita membaca kata itu, perhatikan wajah anak, lama-lama kita akan tahu kata mana yang disukai anak dan mana yang tidak,” ujarnya.

Setelah lima kata terbaca, orangtua bisa berhenti dan memeluk anak untuk menunjukkan kebahagiaan. Anak bisa memahami dan merasakan jika kegiatan itu membahagiakan orangtuanya.

Setelah mengajarkan kata, orangtua bisa beranjak membuat gabungan kata, semisal ”buku gambar”, ”sepatu bagus”, ”gelas cantik”. Gabungan kata bisa dibuat sevariatif mungkin. Cara membacakan gabungan kata ini sama persis dengan apa yang telah dilakukan pada kata tunggal tersebut.

Jika gabungan kata selesai dibacakan, orangtua mulai membacakan frase atau kalimat inti (pendek). Misalnya, ”gajah belalai panjang”, atau ”bapak makan sate”. Cara melakukannya juga sama seperti pada tahap awal. Setelah frase, orangtua bisa melanjutkannya dengan kalimat panjang, contohnya ”ibu mengajar adik sambil tertawa” atau ”kakek mencukur jenggot di halaman”.

”Jika semua tahap itu sudah dilalui, orangtua tinggal mengganti kertas lebih kecil dan spidol diganti dengan warna hitam. Hal yang perlu diingat, berhentilah sebelum anak bosan,” terang Irene. (Kompas Cyber Media)

Anak Balita Membaca

Mengajar Balita Membaca

Mengajar Anak Balita Membaca



Jangan kaget jika melihat anak umur tiga tahun bisa membaca atau anak umur lima tahun gemar membaca buku. Mengajari anak di bawah usia lima tahun (balita) membaca bukan suatu hal yang sulit, jika dilakukan dengan metode yang benar plus kesabaran dan ketelatenan. Glenn Doman, penulis buku How to Teach Your Baby to Read, mempunyai jawabannya.

Glenn Doman (85), pendiri The Institute for The Achievement of Human Potential di Philadelphia, puluhan tahun meneliti perkembangan otak anak, khususnya anak yang terkena cedera otak. Katanya, otak anak, bahkan yang sudah dibedah hemisferektomi (dibuang setengah fisik otaknya) pun masih bisa mempunyai kemampuan sama dengan anak dengan otak utuh.

Praktisi Metode Glenn Doman, Irene F Mongkar, mengatakan, ”Otak anak sejak usia nol tahun, bahkan sejak dalam kandungan distimulus sehingga sel-sel otaknya berkembang dengan cepat. Makanya, ada anak berumur 2,5 tahun sudah bisa membaca buku,” ucap Irene yang pernah mengikuti kursus Better Baby di institut milik Doman.

Perkembangan fisik otak yang sangat pesat terjadi pada saat bayi lahir hingga usia 18 bulan. Jika sewaktu lahir otak anak sudah sebesar 25 persen dari otak orang dewasa (sekitar 350 gram), pada usia 18 bulan otak anak berkembang dua kali lipatnya. Otak anak terus berkembang dan pada umur enam tahun sudah mencapai 90 persen dari berat otak orang dewasa. Otak anak akan mencapai perkembangan 100 persen pada umur 18 tahun (sekitar 1,4 kilogram).

Pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 miliar sel aktif. Ahli neurobiologi dari Universitas California Berkeley, Carla Shatz, seperti dikutip majalah Time (Februari 1997) menyebutkan, terdapat pula satu triliun sel glia (perekat) yang membentuk semacam sarang untuk melindungi dan memberi makan sel aktif itu. Bahkan, menurut ahli psikologi dari Inggris, Tony Buzan, masing-masing sel aktif itu mampu membuat 20.000 sambungan yang berbeda dengan sel-sel lain.

Kemampuan otak anak luar biasa. Apalagi jika orangtua mampu memberi rangsangan maksimal pada otak, terutama hingga usia 18 bulan.

Jika tidak dirangsang, otak anak bisa menderita. Para peneliti dari Baylor College of Medicine pernah menemukan, otak anak akan mengecil 20-30 persen dari ukuran normal jika dia jarang diajak bermain atau disentuh.

YANG PERLU DIPERHATIKAN

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Menurut Soedjatmiko ada beberapa hal yang mesti diperhatikan orang tua ketika mengajarkan berbicara pada bayi adalah :

- Jangan memaksa si kecil berbicara.
- Kalau bayi bersuara walaupun tidak jelas, tetap berikan jawaban seolah-olah ibu/ayah mengerti ucapannya.
- Pujilah segera kalau dia seolah berbicara benar.
- Jangan menyalahkan kalau ucapannya tidak benar.
- Kalau bayi sudah bosan sebaiknya beralihlah ke kegiatan lain yang menarik dan menyenangkan.
- Jangan memotong ocehan bayi. Inilah alasannya:

(1) Saat mengoceh, bayi sebenarnya sedang berusaha menyampaikan pendapat atau ide-idenya. Kalau orang tua sampai memotong ocehan bayi, berarti juga memotong ide yang ingin disampaikan bayi. Perlu diketahui, mengoceh merupakan bagian dari latihan mengembangkan pendapat maupun ide.

(2) Kalau orang tua sering memotong ocehan bayi, dikhawatirkan si kecil kelak tak memiliki kepercayaan diri yang kuat. Ia akan selalu takut untuk berbicara.

(3) Bayi ingin ocehannya diperhatikan dan dihargai. Memotong ocehannya akan membuat si bayi merasa tak dihargai. Jadi, jangan sekali-sekali memotong ocehannya.

MELATIH BAY I MENGOCEH

Mengoceh Pertanda Cerdas

MENGOCEH PERTANDA CERDAS

Jangan lupa dengan melatih bayi berbicara, kita sekaligus akan merangsang perkembangan emosi, sosial dan kecerdasannya. Dengan latihan secara rutin diharapkan lama-kelamaan bayi dapat menjawab ucapan orang tuanya dengan kata-kata bahkan kalimat. Nah, supaya si kecil tidak terlambat berbicara, lakukan metode praktis melatih bayi berikut ini setiap hari…

MELATIH BAYI MENGOCEH

Jangan lupa dengan melatih bayi berbicara, kita sekaligus akan merangsang perkembangan emosi, sosial dan kecerdasannya. Dengan latihan secara rutin diharapkan lama-kelamaan bayi dapat menjawab ucapan orang tuanya dengan kata-kata bahkan kalimat.

Nah, supaya si kecil tidak terlambat berbicara, lakukan metode praktis melatih bayi berikut ini setiap hari:

I. Berbicaralah kepada bayi sebanyak dan sesering mungkin.

1. Bertanya pada bayi Contohnya, ”Kamu haus, ya? Mau susu lagi?;

Ini gambar apa?; Ini boneka apa?; Ini warnanya apa?; Ini namanya siapa?”

2. Berkomentar terhadap perasaan bayi

Contohnya, ”Kasihan, adik rewel. Kepanasan, ya? Nah, sekarang dikipasin ya?; Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk, ya?; Jatuh ya? Sakit? Sini diobatin!”

3. Menyatakan perasaan ibu/ayah

Contohnya, ”Aduh, Mama kangen banget sama adik. Tadi Mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh, Mama sayang deh, sama adik.”

4. Berkomentar tentang keadaan bayi Contoh, ”Tuh, mulutmu mungil, ya!; Wah, rambutmu masih botak!”

5. Berkomentar mengenai kemampuan atau perilaku bayi Contohnya, ”Wah, Rini sudah bisa duduk!; Eeee, Tono sudah bisa berdiri?; Horee, anakku sudah bisa jalan!”

6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi Contoh, ”Ini namanya bantal. Warnanya merah muda. Ada gambar Winnie the Pooh-nya.; Yang ini namanya boneka Teletubbies. Ini yang warna merah. Ini yang warnanya hijau. Yang itu ungu. Nih, coba peluk.”

7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi Contoh, ”Adik mandi dulu, ya? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang, biar kulitnya bagus. Sekarang dihandukin biar kering,

tidak kedinginan. Wah, Adik wangi. Sekarang pakai baju dan celana. Nah, selesai. Enak, kan? Habis ini minum ASI terus tidur, ya?”

8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan orang tua Contohnya, ”Mama sekarang mau bikin susu buat adik! Ini susunya 3 takar ditambah air 90 ml, terus dikocok-kocok. Terlalu panas enggak? Oh, enggak. Nah, siap deh!”

II. Dengarkan suara bayi, berikan jawaban atau pujian

Ketika bayi bersuara atau berbicara walaupun tidak jelas, segeralah ayah/ibu menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suaranya seolah-olah mengerti maksudnya. Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban ayah/ibu. Contoh: Ta-ta-ta-ta? Ma-ma-ma-ma? Kenapa, sayang? Minta susu? Mau pup?

III. Bermain sambil berbicara

- Cilukba

Ayah/ibu mengucapkan, ”Ciluuuuuuk!” sambil menutup muka dengan bantal beberapa detik kemudian bantal disingkirkan sambil ayah/ibu mengucapkan, ”Baaaaaa!”

- Kapal terbang
”Nih ada kapal sedang terbang. Ngengngngngng…” Lalu arahkan kapal terbang mendekati wajah si kecil terus mendarat di atas perutnya.

- Boneka
Seolah-olah ayah/ibu berbicara kepada bayi, ”Halo, kamu bayi yang lucu, ya?”

- Menyebutkan anggota badan
Misalnya, ”Ini tangan. Ini kaki. Tiiiik…kitik…kitik., ini jari-jari.”

IV. Bernyanyi sambil bermain
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikutlah bernyanyi, sambil bertepuk tangan dan goyang kepala. Misalnya, ”Pok-ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok

biar ramai, pagi-pagi minum …. susu.”; ”Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, …..hap! Lalu ditangkap.”;
”Dua mata saya, hidung saya satu…,” sambil menunjuk ke mata, hidung dan seterusnya.

V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar

Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita seperti binatang, benda-benda, dan manusia.

VI. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian

Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata secara berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang

menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, dan lainnya.

VI. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya

Ajak bayi bermain dengan anak lain seperti kakak, tetangga, atau sepupu yang sudah lebih jelas berbicaranya. Kemudian, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, lego, buku bergambar dan lainnya.

Meningkatkan Percaya Diri Anak dengan Belajar Angka

Belajar Angka

Meningkatkan Percaya Diri Anak dengan Belajar Angka

Salah satu jenis kecerdasan di dalam Multiple Intelligence yang berhubungan erat dengan kesiapan anak masuk sekolah adalah Kecerdasan Logis/Numeris. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan logis/numeris ini. Kemampuan anak dalam berhitung juga akan memberikan multiplier effect terhadap perkembangan kecerdasan lainnya seperti Kecerdasan Diri/Intrapersonal, yaitu…



Salah satu jenis kecerdasan di dalam Multiple Intelligence yang berhubungan erat dengan kesiapan anak masuk sekolah adalah Kecerdasan Logis/Numeris. Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan otak yang sedang berkembang
untuk bermain-main dengan urutan angka, dan dapat berkembang pesat dengan banyaknya latihan.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan logis/numeris ini, salah satunya adalah dengan bermain tentang berhitung dan angka sejak usia
sedini mungkin dalam berbagai bentuk permainan yang menyenangkan setiap harinya.

Kemampuan anak dalam berhitung juga akan memberikan multiplier effect terhadap perkembangan kecerdasan lainnya seperti Kecerdasan diri/Intrapersonal,
yaitu mampu MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK.

Anak yang sudah bisa berhitung pada saat masuk sekolah terbukti mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi, dan ini memudahkan anak beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Banyak sekali jenis permainan angka atau berhitung di dalam permainan sehari-hari. Misalnya, naik tangga sambil menghitung jumlah tangganya merupakan
permainan yang sangat disukai anak sejak dia mulai belajar berjalan. Permainan ini sekaligus bisammendorong anak untuk berlatih berjalan.

Di setiap kesempatan yang memungkinkan, jadikanlah berhitung sebagai bentuk permainan.

Ketika anak sudah cukup mengerti tentang angka, dan juga sudah mengerti konsep waktu seperti pagi, siang dan malam, biasanya anak akan mulai tertarik dengan
konsep jam. Ini kesempatan yang sangat baik untuk mengajarkan cara membaca jam. Kemampuan membaca jam (yang bukan jam digital) akan mampu meningkatkan percaya diri anak.

Selain itu, bagi kita orangtua juga akan mempermudah melatih disiplin anak dalam membagi kegiatan sehari-hari.

Misalnya, jika sebelumnya kita tidak mudah menghentikan kegiatan bermain anak pada waktunya mandi sore, karena anak sudah mampu membaca jam, akan
jauh lebih mudah mengajarkan batasan waktu kapan anak harus menghentikan atau memulai sebuah kegiatan.

Tetapi memang cukup sulit mengajar anak membaca jam ( yang bukan digital). Untuk anak yang sudah mengenal angka,

Warna Merangsang Penglihatan Bayi

Merangsang Penglihatan Dengan Warna


Merangsang Penglihatan Bayi dengan Warna
Untuk mengoptimalkan penglihatan anak diperlukan stimulasi sedini mungkin. Peranan orang tua akan membuat segalanya terlihat berwarna lebih indah baginya.

Saat dilahirkan sistem penglihatan bayi masih jauh dari sempurna. Bagian terpenting perkembangan penglihatan yaitu bintik kuning belum berkembang dengan baik. Namun seiring bertambahnya usia kemampuan penglihatan bayi pun membaik. Ketajaman penglihatan anak tak hanya dipengaruhi susunan jaringan atau kondisi fisik mata yang normal tapi juga diperlukan rangsangan.

Stimulasi dengan Warna
Untuk mengoptimalkan penglihatan anak diperlukan stimulasi sedini mungkin. Performa penglihatan akan berimbas pada kemampuan anak mengeksplorasi lingkungannya secara visual. Salah satu stimulasi yang bisa diterapkan ialah dengan menggunakan media warna. Bagaimana warna dapat merangsang penglihatan bayi?

Pada dasarnya tubuh mempunyai respon otomatis terhadap warna dan cahaya secara genetik, karena pada dasarnya warna adalah unsur cahaya yang merupakan salah satu bentuk energi. Pemberian energi otomatis menimbulkan efek yang positif. Bahkan keseimbangan energi tubuh bisa didapatkan dengan mengaplikasikan unsur warna yang kurang. Misalnya saja bayi yang baru lahir mengalami hiperbilirubin (bayi kuning) diberikan terapi sinar berwarna biru untuk memulihkan kondisinya.

Menurut Dr Sears dalam artikelnya Visual Stimulation Tips for the Newborn Months memaparkan saat anak baru lahir, retina matanya hanya mampu mendeteksi warna yang sangat kontras seperti gelap dan terang atau hitam dan putih. Penelitian membuktikan kedua warna kontras tersebut mengirimkan sinyal visual lebih kuat ke otak. Ini berarti kemampuan visual akan lebih baik jika otak mampu menerima sinyal kuat dari warna-warna tersebut.

Sebab itu orangtua bisa mengembangkan kemampuan penglihatan anak dengan memperkenalkan beragam warna sedini. Perkenalkan bayi dengan warna-warna pastel untuk menstimulasi penglihatannya. Sedangkan gambar-gambar yang berwarna hitam dan putih maka anak akan lebih atraktif.

Permainan gunakan keragaman warna
Berikut beberapa cara kreatif dan menyenangkan yang bisa menstimulasi penglihatan anak,

* Gunakan peralatan yang bermotif garis-garis dengan warna terang dan gelap di kamar tidurnya misalnya pada selimut, sarung bantal, wall paper.
* Gunakan pula motif garis-garis untuk mengkotak-kotakkan area bermainnya. Seperti memberi tanda peringatan di “kawasan dilarang berisik” anak. Anda juga bisa menempatkan barang-barang bermotif garis-garis tak jauh dari pandangan anak sekitar 8-12 inci.
* Berikan anak mainan yang memiliki warna-warna kontras seperti mobil-mobilan, boneka atau mainan favorit lainnya yang memiliki warna biru muda atau hijau muda dipasangkan dengan warna hitam, merah atau putih. Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian anak terlebih dahulu.
* Pajang gambar-gambar yang menarik dan kaya warna di kamar tidur bayi.
===================================

Stimulasi yang paling baik,

Musik Baik Untuk Bayi

Musik, Baik untuk Perkembangan Janin dan Bayi

MUSIK telah dipakai sebagai alat pengobatan sejak tahun 550 sebelum Masehi, dan dikembangkan Pythagoras dari Yunani. Konsep musik ini diterapkan bersama oleh pakar musik Peter Huebner dan komposer-komposer musik klasik Jerman, dalam bentuk musik terapi-medis-resonansi (medical resonance therapy music/MRT-M).

Daya pengobatan MRT-M ini membawa dampak positif pada ibu hamil, baik yang sehat maupun dengan gangguan. Penurunan angka kelahiran prematur merupakan salah satu pengaruh efek pengobatan musik tersebut,” kata dr Azen Salim SpOG MSc KFM, dalam seminar ”Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia Sejak Dalam Kandungan dengan Musik Klasik” yang diselenggarakan Mead Johnson .

Setiap orangtua tentu ingin mempunyai anak pandai, cerdas, dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan.

Stimulasi yang paling baik, dalam arti mendapat respons dari janin adalah suara ibu dan musik klasik. Pendapat ini berdasarkan penelitian pada tahun 1980-an yang dilakukan dr Alfred Tomatis, ahli telinga hidung dan tenggorok, psikolog, dan pendidik dari Perancis. Demikian dikatakan pembicara lain dalam seminar, dr Karel Staa, SpA.

Penelitian itu menunjukkan, suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi baru lahir. Suara ibu dan musik klasik dapat mengatur cepat atau lambatnya denyut jantung janin dan bayi, serta merangsang penambahan berat badan bayi. Ketukan musik juga mempunyai efek terhadap kepandaian anak dalam matematika.

Musik juga dapat memperingan kasus keracunan kehamilan sampai efek antistres bagi ibu yang akan menjalani operasi caesar. ”Singkat kata, dengan pangaruh MRT-M proses melahirkan menjadi lebih alami dan mengurangi trauma, serta ibu merasa lebih ceria dan tenang,” .

Sebuah penelitian juga menunjukkan, ibu hamil yang bekerja di tempat bising mempunyai kecenderungan anaknya menjadi hiperaktif.

Musik erat kaitannya dengan daya pendengaran. Menurut Staa dengan mengutip Tomatis, orang yang mempunyai kesulitan pendengaran mempunyai kecenderungan tingkat toleransi rendah terhadap frustasi. Mereka juga mempunyai rasa percaya diri yang rendah, pemalu, selalu merasa khawatir, dan sulit berteman. Orang-orang dengan kesulitan pendengaran juga cenderung menghindar dari kelompoknya, tidak mempunyai motivasi, tidak tertarik ke sekolah atau bekerja. Kalaupun sekolah atau bekerja, mereka tidak bertingkah laku baik.

BAGAIMANA musik mempengaruhi otak manusia? Proses pengenalan musik akan melibatkan banyak daerah di otak. Di otak terdapat pusat asosiasi penglihatan dan pendengaran yang berfungsi mengartikan obyek yang dilihat dan didengar. Informasi dari pusat yang berada di permukaan otak tersebut akan diteruskan ke pusat emosi yang diatur di dalam sistem limbic.

Dari pusat pengatur emosi ini perasaan sedih timbul oleh rangsangan musik dengan kunci minor dan tempo perlahan. Emosi sedih membawa dampak perubahan fisiologi tubuh berupa denyutan jantung yang lebih lambat, tekanan darah meningkat, serta peningkatan suhu tubuh. Sebaliknya musik dengan kunci major dan tempo cepat akan membawa perasaan bahagia diikuti pernapasan yang lebih cepat.

”Menilik rangkaian perubahan sistem organik tubuh manusia terhadap musik, dapat dikatakan hampir seluruh sistem tubuh terpengaruhi, baik melalui sistem psikologi, neurologis maupun hormonal,”

Menurut Staa, musik klasik dapat memberikan rangsangan pada bayi karena kaya komponen suara atau beragam alat musik yang tergabung di dalamnya. Stimulasi musik klasik ini bisa mulai diberikan sejak janin berusia empat bulan. ”Pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin sudah memberikan respons pada stimulasi suara,” kata Karel.

Stimulasi musik klasik sebaiknya dilakukan setiap hari minimal setengah jam. Musik klasik ini bisa didengarkan sambil melakukan kegiatan lain. Bagi ibu hamil yang tidak begitu menyukai musik klasik dan selalu ketiduran bila mendengarnya, tidak perlu khawatir karena janin tetap bisa mendengarkan musik itu.

”Satu hal yang terpenting, ketika mendengarkan musik klasik kondisi emosional ibu harus tenang dan relaks. Jika ibu bisa ketiduran ketika mendengar musik klasik, berarti ibu bisa santai. Stimulasi paling efektif adalah ketika ibu merasa tenang dan santai,”

, musik yang dapat memberikan stimulasi pada janin dan bayi tidak terbatas pada musik klasik saja. ”Pada waktu itu penelitian hanya ditujukan pada musik klasik, tidak meneliti jenis musik lain seperti gamelan, misalnya. Saya kira, gamelan juga bisa memberikan stimulasi yang baik untuk janin dan bayi. Jadi buat ibu hamil yang tidak suka musik klasik, mungkin bisa menggantinya dengan gamelan jawa atau bali,” kata Soraya.

yang terpenting sebenarnya bukan jenis musik apa yang didengarkan pada bayi. ”Yang paling utama adalah kondisi emosi ibu. Biar memutar musik klasik Vivaldi Four Seasons kegemaran para bayi, bayi tetap tidak bisa menikmati karena terbawa emosi ibu,”

mencontohkan, ketika ibunya meninggal, Soraya sedang mengandung anak pertama. Emosi Soraya sangat terpengaruh dengan kepergian ibunya. Sementara pada hamil kedua, kondisi emosi Soraya lebih tenang karena tidak ada kejadian besar yang mengganggu. ”Sifat anak pertama saya sangat bertolak belakang dengan anak kedua. Yang pertama sangat sensitif. Sementara yang kedua lebih berani. Padahal dua-duanya selalu mendengar musik klasik karena saya sering bermain piano,” tukas Soraya.

Jadi apa pun stimulasi yang diberikan pada janin tidak akan efektif jika emosi ibu tidak mendukung. Suara detak jantung ibu sangat berpengaruh pada janin. Jika ibu merasa gelisah, detak jantung ibu yang cepat akan tertangkap jelas oleh janin. Begitu juga jika ibu merasa santai, detak jantung akan normal dan janin pun juga tenang.

Rasa Ingin Tahu Anak

'STIMULASI BAYI'
Rasa Ingin Tahu Anak

RASA INGIN TAHU ANAK BESAR = ANAK CERDAS. BENARKAH?

”Anak yg selalu bertanya atau rasa ingin tahunya besar adalah anak yg cerdas.”
Benarkah pernyataan itu? Apakah memang demikian kenyataannya?
…Ada satu hal lagi yg perlu menjadi perhatian kita dalam menilai apakah anak tersebut
BENAR-BENAR mempunyai ciri-ciri anak cerdas.



Jika anda sudah banyak membaca buku ataupun menerima banyak informasi tentang perkembangan anak, pasti anda pernah mendapatkan pernyataan berikut:
”Anak yg selalu bertanya atau rasa ingin tahunya besar adalah anak yg cerdas.”
Benarkah pernyataan itu?
Apakah memang demikian kenyataannya?
(Semoga anda tidak menjadi ragu dengan 2 pertanyaan di atas.)
Memang BENAR bahwa salah satu ciri anak cerdas adalah anak yg rasa ingin tahunya besar, selalu bertanya tentang banyak hal.

TETAPI, ada satu hal lagi yg perlu menjadi perhatian kita dalam menilai apakah anak tersebut BENAR-BENAR mempunyai ciri-ciri anak cerdas.
Apa itu?
Setelah anak mengajukan pertanyaan, ada 1 tahapan lanjutan yg bisa dijadikan acuan apakah dia benar-benar ingin tahu, yaitu:
”APAKAH ANAK BENAR-BENAR MEMPERHATIKAN JAWABANNYA.”

Anak yg cerdas akan bertanya banyak hal karena memang dia ingin tahu jawabannya. Biasanya, jika anak tersebut bertanya, dia akan ‘mengejar’ jawaban kita dengan pertanyaan lanjutan, sampai kita orangtua menjadi kewalahan dalam menjawabnya.

Inilah salah satu ciri-ciri anak cerdas yang sebenarnya!
Kadang-kadang kita melihat anak yang selalu bertanya, tetapi sebelum dijawab anak tersebut sudah bertanya lagi hal yang lain lagi secara terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut tidak benar-benar ingin tahu terhadap apa yang ditanyakannya.
Menghadapi anak seperti itu, kita perlu mengarahkan sedikit demi sedikit, sehingga anak menjadi bisa memfokuskan dirinya terhadap apa yang ingin diketahuinya.

Kemudian, sarana TERBAIK untuk memuaskan keingin-tahuan anak adalah dengan menyediakan buku, dan mengajarkan anak MEMBACA sejak dini.

Aktivitas membaca mempunyai pengaruh terbesar dalam kehidupan berpikir seorang anak, yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap tingkat
kecerdasan anak.

Untuk menstimulasi hal tersebut, kita perlu memberikan kegiatan lanjutan setelah anak selesai membaca dalam suasana yang menyenangkan. Misalnya, kita bisa membuat quiz tentang isi dari bacaan tersebut, dlsb. Hal ini perlu untuk melatih anak belajar menguasai isi bacaan tersebut.

Pemahaman terhadap isi bacaan merupakan tahap lanjutan yang sangat penting untuk diajarkan setelah anak mulai lancar membaca.
Yang lebih penting lagi:
JANGAN memaksa anak untuk membaca!
Beri kebebasan kepada anak untuk memilih buku yang ingin dibacanya.
INGAT, yang penting BUKAN APA yang dibaca oleh anak, TETAPI BAGAIMANA anak membacanya. Tentu saja, selama buku-buku tersebut sesuai untuk anak-anak.

Jangan samapai, misalnya, kita memaksa anak membaca buku tentang binatang, padahal anak sedang ingin membaca buku tentang angkasa luar.
Adil Fathi Abdullah dalam bukunya mengatakan:
”Andai kita berhasil membuat anak gemar dan menikmati aktivitas membaca serta menjadikannya sebagai sarana untuk meningkatkan daya pikirnya,
berarti kita telah memberikan kebaikan yang tidak ternilai dengan harta dunia.”

Anda setuju?
Saya sangat SANGAT sependapat dengan pernyataan diatas.

==============================================